Wednesday, July 14, 2021

Menstimulasi Perilaku Prososial Anak

Perilaku prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Untuk mengembangkan perilaku ini, tentu perlu ada stimulasi yang diberikan, khususnya sejak individu tersebut berada pada masa kanak-kanak. Perilaku prososial adalah sebuah tindakan tulus yang bertujuan untuk menolong orang lain (Eisenberg et al., 2015). Terdapat berbagai macam bentuk dari perilaku prososial, yaitu perilaku berbagi, perilaku menolong, perilaku bekerja sama, perilaku sukarela, dan perilaku menyumbang (Carlo, 2006). 

Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari hal ini. Sehingga, jangan heran ketika dewasa, kita kerap menemui orang-orang yang tidak mau menolong atau bahkan tidak mau berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Hal ini disebabkan karena gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua, serta kurangnya atau tidak adanya stimulasi yang diberikan oleh orang tua mereka semasa kecil. Selain itu, terdapat dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku prososial, yaitu faktor kognitif dan faktor sosial-emosional (Moore & Macgillivray, 2004). 

Dalam sebuah studi, pengasuhan orang tua disebut sebagai salah satu faktor yang paling berdampak terhadap perilaku prososial pada anak (Darling & Steinberg, 1993). Gaya pengasuhan autoritatif dinilai sebagai gaya pengasuhan yang paling efektif untuk hal ini. Sebab, karakteristik pengasuhan autoritatif menunjukkan support dan bimbingan dari orang tua yang hangat, penuh cinta, demokratis, dan penuh perhatian. Selain itu, dalam gaya pengasuhan autoritatif, orang tua menerapkan disiplin secara adil, mendiskusikan alasan di balik penegakan kedisiplinan, memberikan penjelasan dan pengarahan bagaimana sebaiknya anak mengubah perilakunya di kemudian hari (McKinney, Morse, & Pastuszak, 2016).

Jika orang tua telah menerapkan gaya pengasuhan autoritatif, lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara orang tua untuk menstimulasi perilaku prososial pada anak? Saya akan ambil contoh dari tiga perilaku prososial yang paling umum dan mendasar, yaitu perilaku menolong, perilaku berbagi, dan perilaku bekerja sama.

Perilaku menolong: Untuk menstimulasi perilaku menolong pada anak, maka dibutuhkan adanya contoh langsung dari orang tua sebagai role model utama anak. Misalnya: ayah dan ibu saling menunjukkan perilaku menolong kepada satu sama lain; orang tua menolong anak saat si anak menghadapi kesulitan; atau orang tua juga dapat mengajak anak untuk bersama-sama membersihkan rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya untuk menggantikan tugas asisten rumah tangga yang sedang sakit.

Perilaku berbagi: Prinsipnya sama seperti menstimulasi perilaku menolong. Diperlukan adanya contoh kongkrit dan nyata dari orang tua sebagai role model anak. Misalnya: orang tua menampilkan perilaku berbagi kepada asisten rumah tangga atau supir, dengan berbagi makanan, berbagi tunjangan hari raya, berbagi pakaian, dan lain sebagainya. Selain itu, orang tua juga dapat mengajak anak untuk pergi ke panti asuhan atau panti sosial, dan memberikan sumbangan kepada mereka. Berikan penjelasan kepada anak mengapa orang tau perlu melakukan hal tersebut. Penjelasan orang tua kepada anak mengenai pentingnya berbagi, dapat dikaitkan dengan konsep agama. Seperti berzakat dalam ajaran agama Islam, dan menolong sesama dalam ajaran agama Kristiani. 

Perilaku bekerja sama: Orang tua dapat mengajak anak untuk melakukan projek yang perlu dilakukan secara bersama-sama. Misalnya: membuat rumah-rumahan dari bahan seperti kardus bekas. Setelah itu, dapat dihias menggunakan cat air, kertas origami, lem glitter, dan lain-lain. Projek ini dapat dilakukan antara orang tua dengan anak, atau antara anak dengan kakak atau adiknya. Selain itu, orang tua juga dapat menstimulasi perilaku bekerja sama melalui permainan. Anak dipasangkan dengan kakak atau adiknya sebagai satu tim untuk bermain tebak gaya melawan kedua orang tuanya. Sebetulnya, jenis atau pilihan permainan dapat dipilih secara beragam, asalkan anak diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain.


"Beberapa langkah penting yang orang tua dapat lakukan untuk menstimulasi perilaku prososial pada anak adalah dengan menerapkan gaya pengasuhan yang autoritatif, menjadi role model dengan memberikan contoh kongkrit kepada anak, memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan secara langsung, dan jangan lupa untuk memberikan penguatan berupa pujian atau pelukan untuk menguatkan perilaku prososial tersebut."

 

Ditulis Oleh:

Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psikolog.

 

Daftar Referensi:

Carlo, G. (2006). Care-Based and Altruistically-Based Morality. Handbook of Moral Development. pp. 551-579. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.

Darling, N., & Steinberg, L. (1993). Parenting Style as Context: An Integrative Model. Psychological Bulletin, 113 (3), 487.

Eisenberg et al., (2015). Prosocial Development. Handbook of Child Psychology. Vol. 3: Social, emotion, and personality development. (5th ed., pp. 701-708). Hoboken, NJ: Wiley. 

McKinney, C., Morse, M., & Pastuszak, J. (2016). Effective and ineffective parenting: Associations with psychological adjustment in emerging adults. Journal of Family Issues, 37(9), 1203-1225.

Moore, C., & MacGillivray, S. (2004). Social Understanding And the Development of Prudence And Prosocial Behavior. New Directions for Child And Adolescence Development. pp. 51-62. San Francisco, CA: Jossey-Bass.


 

 


 




No comments:

Post a Comment

Regulasi Emosi Pada Anak

 Regulasi emosi adalah suatu rangkaian proses intrinsik dan ekstrinsik pada diri seseorang yang bertujuan untuk memonitor, mengevaluasi, dan...