Monday, December 5, 2022

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Remaja

Media sosial menjadi suatu hal yang umum digunakan, seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Penggunaannya sudah bergeser dari tujuan utamanya yaitu bertukar pesan dan kabar untuk menjalin koneksi dengan orang terdekat. Media sosial bahkan sudah digunakan sebagai suatu media marketing, untuk mempromosikan produk maupun jasa. Oleh karenanya, orang-orang yang menggunakan sosial media untuk tujuan marketing, tentu akan menampilkan hal-hal baik tentang pencapaian, hasil pekerjaan, kesuksesannya, dan lain sebagainya. Ditambah lagi dengan influencer yang umumnya menampilkan gaya hidup yang mewah, kesuksesan, dan pencapaiannya dengan tujuan mempromosikan produk atau jasa yang ia gunakan dari berbagai macam brand. 

Dengan akses yang mudah, setiap orang dapat memiliki media sosial, termasuk para remaja. Selama fase remaja, perkembangan otak yang belum sepenuhnya matang dengan sempurna terutama aspek pengambilan keputusan dan sosioafektif, menyebabkan meningkatnya sensitivitas dalam penerimaan informasi sosial. Akibatnya, timbul dorongan yang kuat pada diri remaja untuk mendapatkan reward sosial termasuk penilaian dari remaja lain seusianya (Nesi, 2020). 

Tugas perkembangan remaja untuk menjalin interaksi yang intim dengan remaja lain seusianya, menetapkan kemandirian dari figur orang tua, serta mengeksplorasi jati diri meningkatkan pengaruh yang negatif jika remaja mengkonsumsi media sosial secara berlebihan. Media sosial menjadi salah satu platform yang menyediakan kebutuhan remaja ini. Ketersediaan akses komunikasi dengan remaja lain seusianya dalam waktu yang tidak terbatas, informasi personal yang dengan sengaja dibagikan, dan penerimaan remaja lain dalam bentuk likes dan views (Moreno & Kota, 2014).

Terdapat bukti yang jelas adanya keterkaitan antara penggunaan media sosial dalam waktu yang tidak terbatas dengan kondisi kesehatan mental seseorang. Remaja yang menghabiskan waktu yang berlebihan untuk mengakses sosial media, meningkatkan resiko terpapar dengan perasaan-perasaan yang negatif terkait diri mereka sendiri (McNamee, Mendolia & Yerokhin, 2019). Beberapa perasaan negatif yang mungkin dirasakan adalah: (a) merasa dirinya tidak memiliki kualitas positif yang dapat dibanggakan; (b) merasa tidak berguna; (c) merasa tidak disukai; (d) merasa gagal. 

Tenaga kesehatan mental seperti psikiater dan psikolog memiliki peran penting untuk membantu memberikan edukasi kepada para remaja, termasuk orang tuanya akan dampak negatif yang mungkin dialami bila remaja menggunakan media sosial secara berlebihan. Para remaja juga sebaiknya didorong untuk terbuka kepada orang tua terkait aktivitasnya di media sosial (Reid & Weigle, 2014). 

Selain itu, menurut penulis penting bagi remaja untuk memiliki keseimbangan aktivitas dalam kesehariannya. Penggunaan media sosial yang sehat perlu diimbangi dengan aktivitas lain seperti interaksi sosial langsung dengan teman-teman seumur, mengikuti les, ekstra kurikuler, atau klub tertentu yang melangsungkan kegiatan produktif seperti klub robotik. Hubungan yang sehat dan positif antara orang tua dan remaja juga dapat membantu remaja untuk menemukan keseimbangan antara penggunaan media sosial dengan menjalin interaksi sosial secara langsung dalam kesehariannya.


Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, termasuk penggunaan media sosial. Perlu diingat bahwa orang hanya menampilkan apa yang ingin mereka tampilkan di media sosialnya. Para remaja perlu menyadari hal ini, agar tidak terpengaruh dengan anggapan bahwa orang-orang di media sosial selalu sukses dan bahagia hidupnya.

 

Ditulis Oleh: Jane Cindy, M.Psi., Psikolog.

Daftar Referensi:

McNamee, P., Mendolia, S., & Yerokhin, O. (2019). Social Media Extensive Use and Emotional and Behavioral Outcomes in Adolescence: Evidence From British Longitudinal Data. IZA Institute of Labor Economics.

Moreno, M. A. & Kota, R. (2014). Social Media In: Strasburger VC, Wilson BJ, Jordan AB, eds. Children, Adolescents, and The Media. 3rd Ed. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

Nesi, J. (2020). The Impact of Social Media On Youth Mental Health: Challenges and Opportunities. North Carolina Medical Journal. 81 (2): 116 - 121.

Reid, W. & Weigle, P. (2014). Social Media Use Among Adolescent: Benefit and Risks. Adolescent Psychiatry, 2014, 4, 73-80. 

 


 

 

 

Regulasi Emosi Pada Anak

 Regulasi emosi adalah suatu rangkaian proses intrinsik dan ekstrinsik pada diri seseorang yang bertujuan untuk memonitor, mengevaluasi, dan...