Pandemi Covid-19 sudah menyerang selama hampir satu setengah tahun di Indonesia. Berbagai tekanan sudah dirasakan, baik tekanan dari bidang ekonomi seperti kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan, sampai tekanan dari bidang kesehatan seperti tertular virus Covid-19, kelelahan tenaga kesehatan, keterbatasan rumah sakit, langkanya tabung oksigen, dan lain sebagainya.
Masyarakat masih mengalami ketidakpastian dalam berbagai hal. Kapan pandemi Covid akan berakhir? Apakah saya juga akan tertular virus Covid? Apakah orang-orang yang serumah dengan saya akan tetap sehat jika saya masih memiliki mobilitas yang tinggi untuk bekerja? Apakah bisnis dan pekerjaan saya akan tetap berjalan dengan baik? Berbagai ketidakpastian tersebut tentu akan membawa dampak psikologis tersendiri.
Seperti yang dinyatakan oleh Brooks (2020) bahwa pandemi Covid-19 membawa beberapa dampak psikologis yang dirasakan oleh masyarakat seperti: frustasi, ketakutan, kekhawatiran, kecemasan, kegelisahan, serta merasa diri tidak berdaya.
Namun, dampak-dampak psikologis yang mungkin terjadi itu adalah suatu reaksi yang normal, dan setiap orang dapat mengalaminya. Kabar baiknya, hal tersebut bahkan bisa ditangani dengan cara mengelola pola pikir yang sehat (healthy mindset).
Mengapa mengelola pola pikir yang sehat itu menjadi penting? Sebab, pikiran kita mempengaruhi aspek perasaan dan perilaku (Edelman, 2013). Contohnya:
- Pikiran: "Hari ini, saya pasti akan bersinggungan dengan virus Covid-19 dari orang-orang yang ada di kantor."
- Perasaan: Saya merasa takut dan cemas selama bekerja di kantor
- Perilaku: Pekerjaan saya jadi terhambat, karena saya sibuk mencuci tangan dan berkali-kali berpindah tempat untuk mencari tempat yang sepi.
Berawal dari pola pikir yang keliru dan negatif, akan sangat berdampak ke hasil akhir (outcome) yang muncul.
Hasil akhirnya akan menjadi berbeda, ketika dari awal kita memiliki pola pikir yang sehat. Contoh:
- Pikiran: "Hari ini, saya akan menikmati waktu bekerja dan akan memberikan yang terbaik, sambil tetap menjaga protokol kesehatan."
- Perasaan: Saya merasa tenang dan senang selama bekerja di kantor
- Perilaku: Pekerjaan saya lancar, dan dapat selesai tepat waktu
Bagaimana caranya, agar kita tetap dapat menjaga pola pikir yang sehat? Fokuslah dengan hal-hal apa saja yang bisa kita kontrol atau kendalikan. Kontrol dapat dilihat sebagai sebuah proses untuk mencapai target (goal), saat di hadapkan oleh gangguan atau hambatan (Mansell & Marken, 2015).
Dalam konteks pandemi Covid-19, hal-hal apa saya yang dapat kita kontrol / kendalikan?
- Mengikuti vaksinasi Covid-19
- Menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan
- Mengkonsumsi multivitamin (misal: vitamin C, vitamin D, dan Zinc)
- Melakukan olahraga secara teratur
- Rutin berjemur di pagi hari
- Melatih pola pikir positif
Hal-hal di atas sepenuhnya ada dalam genggaman dan kontrol kita. Sedangkan, banyak juga hal lainnya yang berada di luar kendali kita. Seperti:
- Kapan pandemi akan berakhir
- Virus Covid itu sendiri
- Bertemu atau melakukan kontak dengan orang yang positif Covid
- Kondisi kesehatan keluarga
- Perekonomian negara
- Pola pikir (mindset) orang lain
Semakin kita fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, maka akan mengurangi rasa cemas, khawatir, dan takut yang kita rasakan di masa pandemi ini. Demikian pula sebaliknya, saat kita terlalu fokus dengan hal yang tidak dapat kita kendalikan, maka akan semakin tinggi tingkat stress dan kecemasan yang kita rasakan.
Selain itu, teknik mindfulness juga dapat menjadi alternatif lain untuk melatih pola pikir yang sehat. Mindfulness adalah sebuah bentuk kesadaran yang memfokuskan pada hal-hal yang terjadi di masa sekarang (saat ini) dengan perhatian penuh, bukan berfokus pada masa lalu atau masa yang akan datang (Bishop et al., 2004).
Dengan memfokuskan diri pada hal-hal yang terjadi saat ini (present moment) serta terhadap hal-hal yang dapat kita kendalikan sepenuhnya, maka kesehatan mental termasuk pola pikir kita akan menjadi sehat dan positif. Hal ini tentu akan membuat kita lebih tenang dalam menjalani keseharian di masa pandemi Covid-19.
Pandemi adalah masa yang sulit bagi kita semua, berbagai tekanan dirasakan dalam keseharian. Namun, kemudi sepenuhnya ada di tangan kita. Fokuslah dengan hal-hal yang dapat dikontrol, serta arahkan kesadaran kita sepenuhnya terhadap hal yang terjadi di saat ini.
Ditulis oleh:
Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psikolog.
Daftar Referensi:
Bishop, S.R., Lau, M., Shapiro, S., Carlson, R., Anderson, N.D., et al. (2004). Mindfulness: A proposed operational definition. Clinical Psychology: Science & Practice, 11(3): 230-241.
Brooks, K.S. (2020). The Psychological Impact of Quarantine and How to Reduce It: Rapid Review of the Evidence. Lancet, 395, pp. 912-920.
Edelman, S. (2013). Change Your Thinking. ABC Books, 3rd Edition.
Mansell, W., Marken, R,S. (2015). The Origins and Future of Control Theory in Psychology. Review of General Psychology, 19(4): 425-430.
No comments:
Post a Comment