Friday, July 2, 2021

Keterampilan Sosial Pada Anak

Interaksi sosial adalah salah satu keterampilan atau life skill yang dinilai penting agar seseorang dapat hidup di tengah-tengah masyarakat. Sebagai mahluk sosial, tentu keterampilan ini pun menjadi sebuah aspek krusial yang perlu dimiliki oleh setiap individu, termasuk anak-anak. 

Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih, yang dilakukan untuk menciptakan atau mempertahankan suatu relasi (Andarbeni, 2013). Hal ini diperoleh melalui proses belajar observasi, modelling, dan feedback respons (Mushfi, 2017). 

Sedangkan, dasar keterampilan sosial meliputi perilaku atau tindakan yang dilakukan, dan komunikasi dengan orang lain yang dapat bersifat verbal maupun non verbal (Hargie & Saunders, 1994). 

Sama seperti aspek perkembangan lainnya pada seorang anak, aspek keterampilan sosial juga memiliki tahapan atau milestone, yang sangat bergantung terhadap usia perkembangan.  Berikut ini adalah penjabarannya (Petty, 2015):

  • Usia 2 bulan: menangis saat mendengar tangisan bayi lain, melakukan kontak mata dengan caregiver dan tersenyum
  • Usia 4 bulan: membalas tersenyum sebagai respon terhadap senyuman yang diberikan oleh caregiver, mulai menggerak-gerakan mainannya
  • Usia 6 bulan: mulai mengenali wajah orang yang familiar dan wajah orang asing, dapat memberikan respon emosi yang ditampilkan orang lain dengan cara tertawa, tersenyum, dan menangis
  • Usia 9 bulan: dapat menangis jika wajah caregiver yang familiar tidak hadir dekat dengannya, beberapa bayi mulai menampilkan respon yang risih saat digendong oleh orang yang asing baginya
  • Usia 1 tahun: memainkan mainan favoritnya dengan caregiver, lebih interaktif (menyodorkan mainan, membuat suara yang spesifik untuk menarik perhatian caregiver), serta menikmati permainan cilukba (peek-a-boo)
  • Usia 1,5 tahun sampai 2 tahun: mulai mengimitasi apa yang dilakukan orang dewasa atau anak lainnya, mulai tertarik akan kehadiran anak lain, namun lebih kepada paralel play (yaitu bermain berdampingan atau bersebelahan) dan aktivitas bermainnya belum melibatkan interaksi dua arah
  • Usia 3 sampai 4 tahun: mulai tertarik dengan pretend play, namun belum sepenuhnya dapat membedakan antara "kenyataan" dan "pura-pura", lebih berbaur dengan teman sebaya dan dengan caregiver
  • Usia 5 sampai 6 tahun: menikmati waktu bersama dengan anak lainnya melalui aktivitas bermain yang lebih interaktif dan komunikatif, serta mulai mengingat nama-nama temannya di sekolah
  • Usia 7 sampai 8 tahun: mulai lebih sering berhadapan dengan konflik, dan mengeluhkan mengenai reaksi/respon yang ditampilkan anak lain, selain itu anak mulai berusaha untuk mengekspresikan emosinya melalui perkataan verbal
  • Usia 9 sampai 10 tahun: pada tahapan ini, anak akan mulai lebih sering menghabiskan waktunya bersama teman-temannya, mereka umumnya sudah memahami konsep gurauan dan sharing rahasia

 Selain tahapan perkembangan di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial seorang anak (Cartledge & Milburn, 1995), yaitu:

  • Keterampilan kognitif dan perilaku: anak yang memiliki gangguan pada perkembangan kognitif dan perilaku, akan lebih mengalami kesulitan untuk berinteraksi sosial
  • Usia: kedalaman interaksi sosial yang dilakukan oleh anak, tergantung dari usia perkembangannya, sebab keterampilan sosial adalah suatu hal yang bertahap
  • Lingkungan sosial: lingkungan seorang anak berperan penting, misalnya lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dsb. Apakah lingkungan tersebut memberikan anak kesempatan dan stimulasi untuk melatih keterampilan sosialnya

Setelah anak memiliki dan menguasai keterampilan sosial dengan baik, maka mereka akan mendapatkan beberapa manfaatnya, yaitu:

  • Pemenuhan terhadap kebutuhan utama sebagai mahluk sosial yaitu berinteraksi dengan orang lain
  • Kebutuhan akan cinta dan penerimaan dari lingkungan sosial terpenuhi
  • Terjalinnya kelekatan emosi dengan keluarga dan teman
  • Mendapatkan dukungan sosial (social support) saat anak membutuhkan
  • Kemampuan menyelesaikan masalah menjadi terasah
  • Tumbuhnya rasa empati, sikap mau menolong, dan bekerja sama
  • Mengenali dirinya sendiri secara lebih baik
  • Terbentuknya self esteem, yaitu evaluasi positif terhadap dirinya sendiri, yang berasal dari perasaan positif terhadap kemampuannya untuk bersosialisasi
  • Anak memiliki salah satu aspek kesiapan untuk memasuki dunia sekolah

 

"Keterampilan sosial adalah suatu skill yang berkembang secara bertahap, sesuai dengan usia perkembangan anak. Namun, orang tua tetap perlu memberikan kesempatan dan stimulasi kepada anak, agar ia dapat mengembangkan keterampilannya tersebut."

 

Ditulis oleh:

Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psikolog. 


 

No comments:

Post a Comment

Regulasi Emosi Pada Anak

 Regulasi emosi adalah suatu rangkaian proses intrinsik dan ekstrinsik pada diri seseorang yang bertujuan untuk memonitor, mengevaluasi, dan...