Cinta sering diartikan terlalu dini oleh sebagian orang, sehingga mereka terlalu cepat dalam mengambil keputusan untuk menjalin hubungan yang serius, bahkan keputusan untuk terikat dalam sebuah pernikahan.
Hanya karena ketertarikan akan penampilan fisik dengan wajah yang tampan / cantik, maka sudah dideskripsikan sebagai sebuah cinta yang utuh dan dijadikan sebagai alasan yang kuat untuk segera menjalin hubungan. Hanya karena melihat kebaikan sifatnya, maka merasa sudah sepenuhnya jatuh cinta dan siap berkomitmen. Padahal, cinta dan hubungan sifatnya tidak sedangkal itu.
Cinta adalah perasaan yang kompleks, serta merupakan sebuah kombinasi antara emosi, kognisi, dan perilaku yang berperan sangat penting dalam sebuah hubungan (Kochhar & Sharma, 2015).
Terdapat beberapa elemen penting dalam cinta dan hubungan. Seperti yang dinyatakan oleh Stenberg (1986) dalam teori triangular model of love, bahwa cinta memiliki tiga elemen penting. Ketiga elemen tersebut adalah:
Intimacy: Kedekatan dan keterikatan dengan pasangan. Adanya perasaan saling memberikan dan menerima dukungan emosional, saling menjalin komunikasi yang intens, serta saling memahami antar pasangan.
Passion: Mengarah pada percintaan, adanya ketertarikan fisik dan ketertarikan seksual. Serta, muncul keinginan kuat untuk menghabiskan waktu dengan pasangan.
Commitment: Keputusan untuk mencintai seseorang dan mempertahankan cinta dalam jangka waktu yang panjang. Dalam menjalin hubungan romantis, akan ada fase naik turun, sehingga komitmen sangat diperlukan untuk mempertahankan sebuah hubungan.
Cinta yang sempurna atau consummate love adalah cinta yang stabil dan ditandai dengan adanya ketiga elemen tersebut, intimacy, passion, dan commitment.
Silahkan merefleksikan diri masing-masing, apakah hubungan yang sedang kalian jalani dengan pasangan sudah termasuk cinta yang sempurna? Apakah ketiga elemen tersebut sudah lengkap?
Bagaimana jika hubungan kalian hanya terdapat 2 elemen cinta saja? Atau bahkan hanya terdapat 1 elemen saja? Termasuk ke dalam tipe cinta yang manakah hubungan yang sedang dijalani?
Marilah kita telaah satu per satu berdasarkan teori Stenberg (1986):
- Hubungan yang hanya terdapat satu elemen saja:
- Adanya elemen intimacy. Namun, dalam hubungan ini tidak terdapat elemen passion dan commitment. Maka, hubungan ini disebut dengan liking atau saling menyukai. Misalnya: hubungan pertemanan
- Adanya elemen passion (gairah). Namun, dalam hubungan ini tidak terdapat elemen intimacy dan commitment. Maka, hubungan ini hanyalah sebatas hubungan yang menggebu-gebu, yang mungkin tujuan utamanya hanyalah berhubungan seksual, tanpa ikatan apa pun. Misalnya: one night stand. Hubungan ini biasa disebut dengan infatuated love
- Adanya elemen commitment. Namun, dalam hubungan tersebut tidak terdapat elemen intimacy dan passion. Misalnya: hubungan pernikahan yang dijodohkan, atau hubungan yang sifatnya stagnan. Hubungan ini disebut dengan empty love
- Hubungan yang hanya terdapat dua elemen saja:
- Adanya elemen intimacy dan passion. Namun, dalam hubungan ini tidak terdaapt elemen commitment. Misalnya: hubungan tanpa status (HTS). Hubungan ini disebut dengan istilah romantic love
- Adanya elemen intimacy dan commitment. Namun tidak adanya passion atau gairah dalam hubungan tersebut. Hubungan ini disebut dengan companionate love, misalnya: hubungan persahabatan yang sudah dijalin sejak lama.
- Adanya elemen passion dan commitment. Namun, elemen intimacy tidak ada. Hubungan ini disebut dengan fatuous love. Komitmen dibangun berdasarkan gairah semata, tanpa adanya kedekatan. Misalnya: pasangan yang baru saja berkenalan, bertunangan pada beberapa bulan setelahnya, dan segera melangsungkan pernikahan.
Cinta dan hubungan adalah suatu hal yang kompleks. Dibutuhkan kedewasaan dan sikap untuk mau merefleksikan hubungan yang sedang dijalani. Diperlukan perencanaan yang matang untuk mengambil keputusan besar yaitu melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Take your time!
Ditulis oleh:
Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psikolog.
Daftar Refrensi:
Kochhar, R., Sharma, D. (2015). Role of Love in Relationship Satisfaction. The Internal Journal of Indian Psychology 3 (1) : 81-107.
No comments:
Post a Comment