Thursday, July 1, 2021

Bagaimana Cara Mengajarkan Tanggung Jawab Pada Anak?

Salah satu sikap yang perlu dimiliki oleh setiap individu adalah tanggung jawab. Hal ini diperlukan agar ia dapat menjalani fungsi kesehariannya dengan optimal. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua tentu merasa perlu menanamkan nilai tersebut kepada anak-anak kita sejak dini. Nah, sebenarnya apa yang dimaksud dengan tanggung jawab itu sendiri? 

Tanggung jawab adalah suatu sikap atau pun perilaku seseorang untuk melakukan tugas dan kewajiban terhadap dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya (Hasan, 2010). 

 Lalu, pertanyaannya adalah bagaimana cara saya mengajarkan tanggung jawab kepada anak? Mengingat tanggung jawaba dalah sebuah konsep yang abstrak untuk dijabarkan atau didefinisikan kepada anak-anak. Sedangkan, perkembangan kognitif anak-anak pun belum dapat mencerna sebuah konsep yang sifatnya abstrak, khususnya anak-anak yang berusia di bawah 11 tahun (Suparno, 2001). 

Contoh kongkrit adalah salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengajarkan tanggung jawab pada anak. Sebab, anak pertama kali belajar melalui metode "observasi" atau yang lebih dikenal dengan istilah observational learning (Bandura, 1977). Dengan observasi, anak akan belajar untuk mencontoh (modelling & imitating) perilaku-perilaku yang ia lihat dari figur orang tuanya. 

 Pemberian contoh kongrit dapat dilakukan dengan cara: setiap anak selesai bermain, maka orang tua mengajak anak untuk bersama-sama mengambil mainan-mainan tersebut, dan memasukannya ke dalam box penyimpanan. Lakukan hal ini secara berulang dan konsisten setiap kali anak selesai bermain. Tentu keterlibatan orang tua menjadi hal yang penting disini, sebab hal itulah yang menjadi sumber "contoh kongkrit" yang dilihat anak secara langsung. 

 Selanjutnya, metode mendongeng (story telling) juga dapat menjadi salah satu cara bagi orang tua untuk menanamkan nilai tanggung jawab kepada anak (Juwita, Munajat, & Elnawati, 2019). Berbagai pendekatan mendongeng dapat dilakukan, mulai dari membacakan buku cerita, panggung boneka, atau mendongeng dengan menggunakan alat peraga. 

Mendongeng dinilai sebagai salah satu cara atau media yang efektif  untuk menanamkan nilai-nilai kepada anak (Sulistyorini, 2009). Melalui cerita dongeng yang didengar oleh anak, maka mereka dapat mengambil pesan moral yang terdapat dalam inti cerita. 

 Orang tua dapat mendongeng pada waktu-waktu tertentu, misalnya mendongeng sebelum tidur. Hal ini juga dapat dilakukan sekaligus untuk membangun bonding dengan anak. Pilihlah waktu-waktu secara fleksibel, yang penting dilakukan secara rutin dan konsisten.

 Bermain peran atau role play juga dapat menjadi alternatif cara yang dilakukan oleh orang tua untuk menanamkan nilai tanggung jawab pada anak. Bermain peran adalah salah satu metode pembelajaran interaksi sosial yang memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat secara aktif (Halifah, 2020). 

Dalam bermain peran, orang tua perlu memberikan sebuah gambaran skenario, setting tempat, dan juga peran yang akan dimainkan oleh anak dan orang tua. Setelah permainan selesai, orang tua dapat melakukan diskusi dengan anak terkait pesan moral atau nilai-nilai yang ditanamkan. Dengan bermain peran, anak dapat melatih empati dan melihat suatu hal dari perspektif orang lain (Sujana, 1998).

 Setelah itu, orang tua tentu perlu memberikan kesempatan bagi anak untuk melakukan praktik langsung. Berikan anak tugas-tugas sederhana, yang tentu perlu disesuaikan dengan usia perkembangan anak (Solihin, Prabowo, Zakaria, & Hayati, 2016). Misalnya:

  • Merapihkan mainan dan barang-barang yang telah digunakan pada tempatnya
  • Membuang sampah di tempat sampah
  • Merapihkan kamar tidur
  • Menyiapkan keperluan sekolah dan mengerjakan tugas (pekerjaan rumah / PR) 

Orang tua juga perlu memberikan apresiasi atas usaha yang dilakukan oleh anak. Jangan terfokus pada hasil akhirnya. Apresiasi dapat dilakukan dengan memberikan pujian, misalnya: "Mama bangga atas usahamu untuk merapihkan mainan-mainan ke dalam box penyimpanan." atau "Wah, sekarang kamu sudah berusaha menyiapkan keperluan sekolahmu sendiri, hebat nak!"

 "Pembelajaran adalah proses panjang yang perlu dilalui oleh seorang anak. Orang tua tidak perlu menyalahkan dirinya sendiri jika anak masih berproses mempelajari nilai tanggung jawab. Hal yang penting adalah bagaimana orang tua secara konsisten menanamkan nilai tersebut dan memberikan anak kesempatan untuk melakukan praktik secara langsung."

 

Ditulis oleh:

Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psikolog.


No comments:

Post a Comment

Regulasi Emosi Pada Anak

 Regulasi emosi adalah suatu rangkaian proses intrinsik dan ekstrinsik pada diri seseorang yang bertujuan untuk memonitor, mengevaluasi, dan...