Kehamilan dan melahirkan, seharusnya menjadi sebuah momen yang bahagia dan paling ditunggu-tunggu oleh calon ibu. Menyiapkan kebutuhan dan perlengkapan si kecil, mengadakan gender reveal party, atau acara baby shower kerap dilakukan oleh sebagian ibu yang sedang menunggu waktu kelahiran bayinya.
Setelah melahirkan, perasaan bahagia umumnya dirasakan oleh mereka yang juga "lahir baru" sebagai seorang ibu. Namun, hal ini tidak dirasakan oleh sebagian ibu lainnya. Mereka justru merasakan kesedihan yang luar biasa, mereka bahkan menangis tanpa sebab yang jelas. Belum lagi perasaan cemas, khawatir, dan tegang yang dirasakan setelah bayi mereka lahir (Suryati, 2008). Hal ini dialami oleh 50% sampai 70% ibu-ibu di Indonesia (Susanti & Sulistiyanti, 2017).
Mungkin sebagian dari kita akan bertanya-tanya, kenapa hal ini bisa terjadi? Bukankah seharusnya mereka bahagia karena telah dikaruniai seorang anak? Apakah mereka bersikap seperti itu hanya untuk "mencari perhatian" dari keluarga dan teman-teman?
Apa yang dirasakan oleh sebagian dari ibu-ibu yang bayinya telah lahir, disebut dengan sindrom baby blues, yaitu gangguan mood (suasana hati) yang bersifat sementara atau singkat, umumnya terjadi beberapa hari (kurang lebih sepuluh sampai empat belas hari) setelah melahirkan, namun tidak sampai menghambat fungsi keseharian si ibu (Tulak, Yusriani, & Idris, 2019). Jika, gejala tersebut berlanjut setelah 2 minggu pasca melahirkan, maka dapat dikategorikan sebagai postpartum depression.
Beberapa gejala baby blues adalah:
- Kondisi suasana hati atau mood yang tidak stabil
- Umumnya didominasi oleh emosi negatif, seperti kesedihan, cemas, dan khawatir khususnya terhadap kemampuannya menjalani peran baru sebagai seorang ibu
- Menangis tanpa sebab, mudah tersinggung
- Sakit kepala
- Perubahan pada pola makan dan pola tidur (dapat mengalami peningkatan atau penurunan pada kedua hal tsb)
- Perasaan tidak berharga, dan cenderung menyalahkan diri sendiri
- Faktor Internal: penurunan hormon yang drastis pasca melahirkan (seperti hormon estrogen, progesteron, endorphin, tiroid, dsb) sehingga mempengaruhi suasana hati dan kondisi tubuh; pribadi yang rentan terhadap tekanan atau stressor; kemampuan penyesuaian diri yang lambat; kemampuan coping stress yang rendah; kurangnya rasa kepercayaan diri; dan ketidaksiapan mental untuk menjadi seorang ibu.
- Faktor Eksternal: kurangnya dukungan sosial dari suami dan keluarga, berupa perhatian, komunikasi, hubungan emosional yang hangat; persalinan premature yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah; adanya tuntutan yang berlebihan terhadap ibu, serta kehamilan yang tidak terduga atau tidak diinginkan.
- Rencanakan dan persiapkan kehamilan dengan matang
- Melakukan persiapan finansial
- Persiapan kesehatan sebelum kehamilan terjadi
- Tingkatkan pengetahuan pasca melahirkan (dapat dengan cara membaca artikel, berkonsultasi dengan dokter, dsb).
- Membagi peran antara istri dan suami, diskusikan dengan jelas
- Rencanakan apakah setelah proses melahirkan, kalian akan membutuhkan bantuan baby sitter atau asisten rumah tangga (berkaitan dengan persiapan finansial juga)
"Menjadi seorang ibu adalah sebuah proses, kalian tidak diwajibkan untuk merasa kuat setiap waktu. Tidak perlu menjadi sempurna, karena pada dasarnya tidak ada ibu yang sempurna. Jangan ragu untuk mencari pertolongan atau berkonsultasi kepada psikolog jika kalian merasa suasana hati berubah-ubah, mengalami kesedihan, dan meragukan kemampuan kalian untuk menjalani peran baru sebagai ibu."
Ditulis Oleh:
Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psikolog.
Daftar Refrensi:
Suryati. (2008). The Baby Blues and Postnatal Deppression. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Edisi Maret 2008 - September 2008, Vol. II.
Susanti, L. W., Sulistiyanti, A. (2017). Analisis Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Baby Blues Syndrome Pada Ibu Nifas. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, Vol. 7: No. 2.
Tulak, L. A., Yusriani., Idris, F. P. (2019). Sumber Koping Pada Ibu yang Mengalami Baby Blues Syndrome di RS. Elim Rantepao. Window of Health: Jurnal Kesehatan, Vol. 2: No. 2.
No comments:
Post a Comment